Aku di 2025

    Baru awal tahun tapi udah ada aja gedebak – gedebuknya. Seperti biasa, sesuai dengan plannku ketika pada tahun 2023 aku memutuskan untuk kuliah. Dan ya, masih tetap sama, namun mungkin ada sedikit perbedaan ketika menjalankannya nanti. Di 2025 ini sebisa mungkin aku akan tetap pada pendirianku bahwa jangan, dan sebisa mungkin ngga akan lagi berharap sama manusia, which is itu temen atau bahkan keluarga sekalipun. Kalau nantinya akan ada fase kecewa yaudah jangan berlarut – larut, iya tau kita emang makhluk sosial, tapi kalau misalkan mereka hilang, siapa yang bisa diandalkan kalau ngga Tuhan sama diri kita sendiri? Mungkin ini akan berguna ketika nantinya di tahun ini qadarullah Tuhan kasih aku seseorang yang akan ada terus sama aku. Sebisa mungkin aku ngga akan terus bergantung ke dia. Bukan, bukan sok – sok an independent woman, tapi emang realitanya seperti itu, kan? Disamping itu juga aku belajar dari aku yang dulu, sering menggantungkan harapanku, even itu ke Ayah atau kakak laki – lakiku. Disaat harapan itu ngga sesuai, ya lagi – lagi kecewa. Dari situ aku belajar bahwa, daripada kita menyalahkan keadaan dan menyalahkan seseorang tersebut dengan terus menerus, mending intropeksi dari awal. 

    Ngga ada manusia yang sempurna bro, kita juga ngga bisa terus – terusan menuntut mereka agar sesuai dengan apa yang kita mau. Dunia terlalu jahat kalau kita terus – terusan menuntut ini itu ke seseorang. Dan lagi, di 2025 ini aku akan mencoba belajar untuk kayanya enak menerapkan hidup slow living, ya bukan berarti kita ngga ada target ini itu, tetep ada. Tapi stop deh, jangan terlalu terpaku terhadap kenikmatan dunia aja. Pelan – pelan aja, satu – satu, nikmatin anak tangganya, rasain prosesnya. Dulu aku sempat singgung di blog aku sebelumnya, kaya “apa sih yang mau kita cari di dunia ini?” sekarang coba deh, usahain untuk tetap balance, kita kejar dunia iya, ibadah juga iya, bersosialisasi juga iya. Ngga papa kok, waktu kita terbagi sedikit, ngga seharusnya kita terlalu terpaku dengan pencapaian di dunia, sesekali coba deh untuk terpin slow living itu, pelan – pelan aja gapapa, loh!

    Baru awal tahun tapi udah ada aja gedebak – gedebuknya. Seperti biasa, sesuai dengan plannku ketika pada tahun 2023 aku memutuskan untuk kuliah. Dan ya, masih tetap sama, namun mungkin ada sedikit perbedaan ketika menjalankannya nanti. Di 2025 ini sebisa mungkin aku akan tetap pada pendirianku bahwa jangan, dan sebisa mungkin ngga akan lagi berharap sama manusia, which is itu temen atau bahkan keluarga sekalipun. Kalau nantinya akan ada fase kecewa yaudah jangan berlarut – larut, iya tau kita emang makhluk sosial, tapi kalau misalkan mereka hilang, siapa yang bisa diandalkan kalau ngga Tuhan sama diri kita sendiri? Mungkin ini akan berguna ketika nantinya di tahun ini qadarullah Tuhan kasih aku seseorang yang akan ada terus sama aku. Sebisa mungkin aku ngga akan terus bergantung ke dia. Bukan, bukan sok – sok an independent woman, tapi emang realitanya seperti itu, kan? Disamping itu juga aku belajar dari aku yang dulu, sering menggantungkan harapanku, even itu ke Ayah atau kakak laki – lakiku. Disaat harapan itu ngga sesuai, ya lagi – lagi kecewa. Dari situ aku belajar bahwa, daripada kita menyalahkan keadaan dan menyalahkan seseorang tersebut dengan terus menerus, mending intropeksi dari awal. 

    Ngga ada manusia yang sempurna bro, kita juga ngga bisa terus – terusan menuntut mereka agar sesuai dengan apa yang kita mau. Dunia terlalu jahat kalau kita terus – terusan menuntut ini itu ke seseorang. Dan lagi, di 2025 ini aku akan mencoba belajar untuk kayanya enak menerapkan hidup slow living, ya bukan berarti kita ngga ada target ini itu, tetep ada. Tapi stop deh, jangan terlalu terpaku terhadap kenikmatan dunia aja. Pelan – pelan aja, satu – satu, nikmatin anak tangganya, rasain prosesnya. Dulu aku sempat singgung di blog aku sebelumnya, kaya “apa sih yang mau kita cari di dunia ini?” sekarang coba deh, usahain untuk tetap balance, kita kejar dunia iya, ibadah juga iya, bersosialisasi juga iya. Ngga papa kok, waktu kita terbagi sedikit, ngga seharusnya kita terlalu terpaku dengan pencapaian di dunia, sesekali coba deh untuk terpin slow living itu, pelan – pelan aja gapapa, loh!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah Hilang

Penerimaan dan Kesembuhan

Tumbuh Menjadi Anak Broken Home