BAHAS JATUH CINTA, yuk! HEHE

-

    Mungkin, ini adalah blog berbeda kali ini. Blog sebelumnya aku banyak cerita dan tulis soal keresahan aku dalam menemukan jati diri, bermimpi, dan mencari tahu tentang aku sebenarnya. Sesuai judul, aku akan bahas mengenai “Jatuh Cinta”. Ya, setiap orang pasti pernah ngerasain dan ngalamin yang namanya jatuh cinta. Cinta itu kalo dikembangkan sebenarnya ya ada banyak. Cinta dengan keluarga, orang tua, sahabat, kerabat. Tapi, di blog kali ini aku bakalan bahas soal  jatuh cinta antara aku, kamu, dan kita (asek).

    Sebenarnya, aku sendiri ngga banyak tau soal perasaanku mengenai jatuh cinta ini. Di bilang mati rasa juga kayanya terlalu lebay. Dibilang ngga mati rasa juga ngga terlalu yakin. Sekitar 5 tahun lalu kurang lebih tahun 2017, semuanya serba pertama kali. Pertama kali aku punya temen cowo yang bisa dibilang deket banget, ya udah seperti sahabat lah ya (katanya). Pokoknya kita sering cerita, sering satu kelompok bareng, ya kaya gitu deh.

    Singkat cerita, tiba-tiba banget dia nembak aku (widiw, cinta monyet bre), ya ini pertama kalinya aku di duar sama cowo hihihi. Kaget, akh (g deng, boong). Bukannya sok cakep, sok jual mahal, sok sok an atau gimana bre. Selain aku waktu itu gaada rasa sama dia, masalahnya emak gua ini kek intel coy. Ya gitu deh, “AWAS AJA KAMU KETAHUAN PACARAN!”, tapi anehnya kadang tiba-tiba aku ditanyain nih “masa kamu gaada yang suka sih di sekolah?”. Hadeuh, jadi gimana nih? Boleh apa kagak pacaran? xD

    Oke lanjut, singkat cerita gantian nih aku yang suka ke dia. Tapi ya sama kaya dia ke aku dulu (bertepuk sebelah kaki, eh salah, tangan maksudnya). Intinya aku saat itu jatuh cinta sendirian deh. Agak seru sih, tapi ya cape juga. Sampe ada momen dimana aku berhenti buat “Jatuh Cinta”, dan aku juga bilang ke diri aku sendiri bahwa “jatuh cinta ternyata se rumit ini, yaudah yuk belajar yang rajin, jangan cinta cintaan mulu” (bocil sok sok an jatuh cinta, dih). Ya, ini lah momen dimana sampai saat ini setiap suka sama cowo selalu ragu “ini aku beneran suka ngga ya?” Hahaha, se ngga yakin itu sama perasaan sendiri.

    Mungkin yang dikatakan orang tua dulu bener adanya, bahwa fokus sama sekolah dulu dan ngga mikirin soal pacar pacaran dan cinta cintaan. Awalnya emang kek ngerasa berat ya, awalnya aku dulu mengira itu cuman sebuah larangan yang mungkin kek apaan sih. Tapi ternyata semakin kesini dan untuk saat ini larangan itu berubah menjadi terbiasa. Terbiasa buat ternyata ngga ada pacar juga ga seburuk itu cuy. Karena mungkin selama kita masih muda, dan masih banyak target kita untuk menembus mimpi kita menjadi sebuah kenyataan itu masih belum ter ceklist, jadi ya, sendiri dulu lebih baik (hihiw, jomlo nyengir).

    Pernah denger atau pernah baca gasih bahwa katanya “Selama kita masih proses mengejar mimpi, karier, cita-cita. Jangan ada siapapun dalam proses itu.” Maksudnya, ya contohnya ketika cewe lagi ngejer karier maka ya jangan ada pacar selama proses itu, ya kaya gitu deh pokonya, paham kan pasti? Iya paham. Bagi aku seorang perempuan, untuk saat ini ngga selamanya hidup kamu tentang laki-laki. Dan bagi laki-laki mungkin juga sama, ngga selamanya hidup kamu tentang perempuan. Selama kamu masih muda dan masih banyak yang perlu kamu perjuangkan selain cinta (asek).

    Ngga ada salahnya kok jatuh cinta, jatuh cinta ngga ada yang ngelarang. Karena mungkin kita kadang juga ada momen dimana kayanya butuh seseorang yang bisa diajakin membacot bersama tentang kehidupan, haha. Cuman mungkin balik lagi, karena kita masih muda, perjalanan juga masih panjang. Yuk, fokus dulu buat mengejar cita-cita, perbaiki diri, dan mulai menata masa depan intinya. Karena katanya jodoh itu cerminan diri, xixi😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah Hilang

-
Kembali untuk menulis setelah beberapa minggu sempat hilang motivasi, dan bingung mau nulis apa. Memutuskan untuk menulis kembali karena dirasa kepala sudah mulai sibuk menyusun kata yang harus disuarakan melalui tulisan. Pertengahan tahun 2024 ini, Aku mendapatkan sesuatu hal yang sangat  Masyaallah  sekali.  Enjoy  dengan  daily life  ku yang super seru, banyak  explore  hal yang Aku takuti sebelumnya. Sampai akhirnya di akhir bulan Juli, tepatnya di tanggal 31, salah satu orang yang menjadi alasanku untuk terus bertumbuh lagi dan lagi, ternyata udah hilang, udah pergi jauh, udah ngga sabar mau ketemu Tuhan. Dari yang awalnya Aku merasakan tahun ini penuh dengan kebahagiaan, ternyata harus terkalahkan dengan satu kesedihan yang berdampak besar di kehidupanku. Kacau, berantakan, bingung, itu yang dirasakan. Hari demi hari Aku lewatin dengan beribu-ribu pertanyaan dan mencoba meyakinkan diri sendiri kalau ini ternyata bukan mimpi. Ini beneran suda...
Baca selengkapnya

Penerimaan dan Kesembuhan

-
Kadang kehidupan ini jadi yang paling dan harus ter planning banget, tapi kadang juga ya let it flow aja. Jalanin apapun yang udah terjadi. Proses buat menerima sebuah fakta yang rasanya untuk ikhlas itu emang berat banget. Beberapa waktu lalu sempat rame di media sosial terkait dengan seberpengaruh itu buat masuk di top perguruan tinggi. Ya, pointnya itu yang menjadi bahan overthinking selama ini. Gimana nggak, beberapa kali udah berusaha nih buat menerima segala realita yang ada, tapi tiba-tiba dibuat mikir lagi tentang seberpengaruh itu ternyata masuk di top perguruan tinggi. Di satu sisi era sekarang emang sesusah itu buat cari kerja, ya secara ngga langsung dengan masuk di top perguruan tinggi itu menjadi salah satu peluang yang cukup besar. Ya privilege lah ya. Tapi kadang kaya mikir juga, kalau emang realitanya ngga dapat rezeki untuk masuk di top perguruan tinggi itu, ya emang harus kita sendiri nih yang bangun privilege di tempat kita saat ini berjuang. Bangun personal bran...
Baca selengkapnya

Tumbuh Menjadi Anak Broken Home

-
Gambar
16 tahun bukan waktu yang sebentar, dimana di 16 tahun 2 sepasang kekasih suami istri memutuskan untuk mengsudahi hubungan mereka. 3 anak dari sepasang suami istri tersebut, ada 1 anak yang dimana saat itu dia merasakan kehidupannya berbeda dari ke 2 kakaknya, ke 2 kakaknya sempat merasakan full kasih sayang ke 2 orang tua tetapi tidak dengan 1 anak ini. Sempet diposisi itu dia menyalahkan keadaan, dia menyalahkan orang-orang terdekatnya, kenapa hal ini bisa terjadi dan kenapa harus dia yang saat itu merasa bahwa dialah korban. Tidak menutup kemungkinan seiiring berjalannya waktu, seiring dia beranjak remaja bahkan saat ini dia sudah memasuki usia 20 tahun yang dimana hal itu sudah merupakan usia dewasa. Dia mulai sadar bahwa ternyata masih banyak yang merasakan diposisi seperti itu bahkan lebih. Ya, dia itu aku, aku yang menulis blog ini, saat itu mungkin aku merasakan dunia sedikit tidak adil. Tetapi ternyata banyak hal yang hingga saat ini merubah aku serta membuatku belajar dari ...
Baca selengkapnya